CITA RASA GOLDEN DJAWA PRODUK PTPN X
Desain rasa cerutu Golden Djawa tidak terlepas dari salah satu big buyer raw material PTPN X yang berasal dari Swiss atau Eropa Barat. Seperti yang diketahui, Eropa barat sangat menyukai cerutu yang soft
mild atau mild cigar. Sedang untuk cita rasa cerutu yang disukai oleh orang Amerika adalah yang sedikit pahit atau strong type.
“Kami bisa mendesain bermacam citarasa cerutu, bisa soft, mild, ataupun yang strong type karena hanya sedikit mengganti desain, misal dari sisi fillernya seperti apa, dan tentu saja juga dari komposisi yang akan kita pakai dengan bahan-bahan yang memiliki cita rasa lebih keras. Sehingga akan tercipta American
type,” terang Aris Handoyo Sekretaris Perusahaan PTPN X.
Untuk Golden Djawa ini, sambung Aris, adalah ceruru dengan tipe Eropa yang soft mild. Mengapa memilih Europen Type? Aris menjelaskan karena cerutu-cerutu soft mild itu lebih mudah dinikmati dalam segala suasana. “Cerutu tipe Eropa lebih mudah untuk dinikmati dan bisa dikombinasikan dengan menu lainnya. Misal, kita menikmati Golden Djawa dengan secangkir kopi, wine atau bahkan air putih pun masih enak. Beda kalau tipe american yang memiliki citarasa cenderung kuat, cerutu akan nikmat jika didampingi dengan minuman beralkohol,” jelasnya.
Untuk menghasilkan cerutu berkualitas dunia, Aris menjelaskan prosesnya sudah dibuat sejak di kebun atau di on farm. Semua proses dilakukan dengan bagus dan sesuai dengan standar Eropa, mulai dari membuka lahan, penanaman, pemupukan hingga panen dan pengeringan. Dengan pembentukan kualitas dari on farm akan memudahkan proses selanjutnya. Untuk membentuk cerutu tipe apa hanya tinggal berfikir formula yang tepat hingga menjadi cerutu berkelas internasional.
Aris menjelaskan dalam pembuatan sebatang cerutu, ada puluhan ribu pekerja yang terlibat. Mereka terlibat mulai dari kebun, di PTPN X saja hampir 60 ribu hingga 80 ribu pekerja, belum tenaga di gudang pengolahan yang bertugas untuk melakukan fermentasi, sortasi serta packing yang jumlah karyawannya
kurang lebih 10 ribu orang. “Industri ini merupakan industri padat karya dan tidak melalui menggunakan teknologi,” tegasnya.
Agar tetap eksis di bisnis komoditi perkebunan, Aris mengungkapkan hilirisasi merupakan kata wajib yang harus selalu didengungkan dan dilaksanakan. Untuk industri tembakau, PTPN X tidak hanya mengandalkan berjualan raw material saja tetapi juga menyentuh industri hilir. Apalagi manajemen telah melakukan analisis di mana margin keuntungan terbesar justru ada di produk retailnya.
“Golden Djawa bukan jadi produk premium PTPN X yang pertama dan yang terakhir. Kami akan akan mencoba untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau. Bakal ada varian lain dari cerutu PTPN X,” tegasnya. Aris menambahkan PTPN X telah bertekad untuk selalu berinovasi dalam menciptakan produk cerutu yang berkualitas dunia.