Surabaya Fashion Parade 2023 Dobrak Batas Kreatifitas Anak Muda
Surabaya - Perhelatan fashion terbesar di Surabaya ini menghadirkan sederet fashion designer bertalenta yang membawakan karya-karya terbaiknya di atas panggung runway. Sedikit bercengkrama dengan para designer, ternyata tidak jarang para designer ini merasakan art block.
Art Block merupakan mimpi buruk para pegiat seni, tidak terkecuali para fashion designer. Yang mana, pekerjaan sebagai perancang busana juga memerlukan inspirasi dan ide-ide yang cemerlang untuk membuat sebuah busana.
Aldrie Indrayana salah satu fashion designer Surabaya Fashion Parade 2023, dengan penampilan runway yang memukau dan syarat akan statement membuat pertunjukan karyanya ini menjadi sangat mencolok.
Dalam membuat sebuah konsep untuk koleksi busananya, Aldrie mengatakan bahwa dirinya terinspirasi dari musisi dunia Taylor Swift dalam menjadikan pengalaman pribadi sebagai sumber inspirasinya.
“Aku baca baca artikel gitu kayak oh Taylor Swift kalau bikin album itu selalu tentang pengalaman pribadinya gitu kan ya, kenapa enggak juga bikin angle yang sama gitu kan,” ujar Aldrie kepada wartawan Harian Surabaya Pagi, Minggu (10/9/2023).
Selama pengambilan inspirasi dari pengalaman pribadi, fashion designer menswear ini mencoba untuk mengambil angle melalui pengalaman pribadi yang bersifat kesedihan, atau kemarahan karena dirinya merasa pesan tersebut akan lebih powerful.
Dalam mencari sebuah inspirasi dirinya juga melihat koleksi-koleksi lamanya yang belum terjual. Aldrie melakukan evaluasi ulang, serta ia juga melakukan eksperimen dengan memikirkan bagaimana caranya artikel busananya yang belum laku terjual itu dapat menjadi lebih bagus dari sebelumnya.
Dalam menghadapi art block, Aldrie sendiri melihat dokumentasi lama seperti foto, video, hingga bertemu dengan teman-teman lamanya untuk mengingat kembali kejadian masa lalu.
“Kalau aku ya udah kalau kayak gitu udah lihat foto-foto lama, video-video lama atau mungkin aku banyak ngobrol sama teman-teman lama gitu kan itu jadi kayak oh iya aku pernah ke sini ya oh ya pernah kayak gini aku biasanya di situ anglenya,” ungkap Aldrie.
Berbanding terbalik dengan designer yang sebelumnya menunjukan angle seni dengan pengaruh emosi amarah dan kesedihan. Yunita Kosasih, fashion designer pada Surabaya Fashion Parade ini menampilkan warna-warna yang vibrant dan cerah. Perpaduan warna pink, putih serta silver metalik ini membuat karyanya terlihat cheerful dan futuristik
Yunita mengatakan bahwa dalam mencari inspirasi untuk berkarya dirinya tidak terbatas hanya pada melihat referensi fashion saja. Ia juga mengambil referensi dari hal apapun lalu diadaptasi pada sebuah karya busana.
“Saya suka liat-liat, jadi ga liat-liat tentang fashion aja gitu, engga. Apa aja! Apa yang lagi dibual apa menarik, dipelajari lebih lanjut gitu,” ungkap Yunita.
Pada koleksi kali ini pun Yunita mendapatkan inspirasi ini melalui puzzle ketika iya tengah berselancar mencari inspirasi melalui gawainya.
“Inspirasinya itu scrolling-scrolling ya terus nemu puzzle, interesting terus abis itu di research, research, research kemudian nemu tentang modular abis itu berkembanglah, oh ya ini dikulik menarik nih, ngambilnya dari situ,” jelas fashion designer wanita ini, pada wartawan Harian Surabaya Pagi, Minggu (10/9/2023).
Adapun, ketika mendapati situasi yang membuatnya buntu dalam mendapatkan ide, dia akan rehat sejenak dari pekerjaannya.
“Pernah (art block), kalo kayak gitu saya biasanya taruh ya taruh aja, mungkin butuh jalan-jalan, butuh refreshing lah ya nanti lama-lama kembali lagi,” jelasnya.
Menghadapi buntunya inspirasi dalam membuat sebuah karya, bukan berarti pertanda bahwa kita sudah pada batas dan tidak dapat melakukan apa-apa. Dari dua designer muda bertalenta ini kita dapat melihat bahwa akan selalu ada celah jika kita mau belajar, mengeksplorasi diri kembali, dan mendorong kemampuan kita menjadi tidak terbatas. (kr2)